Nasionalisme Bervisi Religi
Dalam Surat Al Baqarah ayat 126 awal Allah SWT mengingatkan tentang do’a Nabi Ibrahim AS : “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian….”
Sebagai Bapak Tauhid, Nabi Ibrahim AS memiliki visi utama untuk menjaga, menyebarkan dan mempertahankan ketauhidan, yaitu keimanan kepada Allah SWT dengan semua penerapan praktek penyembahan kepada-Nya di dunia yang akan berdampak di akhirat kelak. Dengan kecerdasan tinggi, Nabi Ibrahim AS menyadari bahwa bangunan ketauhidan itu akan berdiri kokoh hanya jika suatu negara memiliki 2 fondasi kuat dalam :
1.stabilitas politik / keamanan
2.stabilitas ekonomi / kemakmuran
Seseorang pasti tidak akan tenang mendirikan sholat jika rumahnya terancam kejatuhan bom atau desingan peluru tak tentu arah terdengar di sekitarnya. Dan sholat pun akan sulit didirikan jika seseorang mengalami kelaparan dan kehausan yang berkepanjangan.
Itulah teladan dari Nabi Ibrahim AS : memiliki semangat Nasionalisme bervisi Religi.
Alhamdulillah, seperti yang dijelaskan oleh Gus Baha dalam sebuah pengajiannya, para pejuang kemerdekaan dan pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari para ulama dan umaro meneladani konsep Nabi Ibrahim AS. Untuk menjaga kondisi kemanan dan kemakmuran, mereka tidak memaksakan mendirikan Negara Islam karena rakyat Indonesia terdiri dari berbagai suku dan agama. Jika dipaksakan menjadi negara Islam maka daerah-daerah mayoritas non Muslim (Bali, NTT, Maluku, Irian) pasti memisahkan diri menjadi negara tersendiri atau terjadi pertengkaran dan permusuhan, yang bisa menimbulkan bencana perang karena perebutan kekuasaan. Perang akan merusak sistem perekonomian, kesehatan dan rusaknya generasi bangsa. Jika kondisi itu terjadi maka tidaklah mungkin dakwah dan syariat Agama Islam bisa disebarkan dan ditegakkan.
Dengan kedalaman ilmu yang mumpuni serta akhlaq yang terpatri, maka kebijaksanaan yang diambil oleh para pendiri bangsa adalah membentuk Negara Republik Indonesia dengan semangat Kesatuan dan Musyawarah (Demokrasi). Dengan memakui kunci kerukunan bangsa, kondisi negara menjadi aman sentosa, perekonomian berjalan lancar membawa kemakmuran dan kesehatan serta generasi muda yang kuat. Maka tercapailah misi dakwah Agama Islam : Al Quran dan hadist mudah disebarluaskan dan diajarkan di seantero negeri.
Semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan menyayangi para ulama Indonesia dalam menyebarkan ilmu Agama Islam melalui limpahan kasih sayang dan petunjuk-Nya kepada (siapa saja yang menjadi) Presiden dan Wakil Presiden beserta jajaran menterinya, ABRI, Anggota DPR, para pemimpin daerah hingga Ketua RW dan RT, dan seluruh rakyat Indonesia untuk selalu bersatu dan rukun. Aamiin Allahumma Aamiin