ArtikelEkonomi SyariahHj. Yusrin Rahayu SE, Ak

Tuhan Tak Pernah dan Tak Akan Ingkar Janji

Dan kepada orang yang kafir pun maka Aku beri kesenangan sementara

Kadang kita mendengar atau membaca ungkapan pertanyaan: mengapa yang rajin ibadah tetap miskin yang kafir malah semakin kaya ?

Dalam Surat Al Baqarah ayat 126 Nabi Ibrahim AS memohon kepada Allah SWT untuk melimpahkan keamanan dan kemakmuran khusus bagi penduduk negeri yang beriman saja, dan Allah SWT menjawab :

“Dan kepada orang yang kafir pun maka Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali“.

Subhanallah, selain mengabulkan do’a Nabi Ibrahim AS, Allah SWT juga menyatakan janjinya kepada manusia yang tidak beriman / kafir (tidak peduli dengan Allah SWT dan tidak mematuhi perintah dan larangan-Nya) bahwa Dia pasti akan memberikan kesenangan / rejeki yang cepat dan lebih banyak di dunia kepada mereka. Dalam ayat tersebut digunakan kata sambung ‘fa’ yang artiya ‘maka’, yang menunjukkan proses relatih cepat dan penggunaan harokat tasydid dalam ‘fa-umatti`uhu‘ menunjukkan bahwa Allah SWT tidak hanya ‘memberikan nikmat’ tetapi ‘memperbanyak nikmat’ kepada mereka.

Selanjutnya Allah SWT juga mengingatkan, meskipun rejeki mereka lebih cepat dan lebih banyak tetapi hakekatnya hanyalah sedikit karena hidup di dunia hanya sementara, hanya sebentar, rata-rata tidak lebih dari 100 tahun, sedangkan di akhirat masanya sangat panjang dan abadi.

Secara logika ekonomi, orang kafir memiliki kecenderungan memperoleh rejeki dunia dengan relatif lebih cepat dan lebih banyak karena mereka :

  1. Memiliki definisi tujuan kebahagiaan hidup yang berbeda. Kebahagiaan hidup orang muslim adalah diridloi/dicintai Allah SWT, miskin ataupun kaya bukanlah tolok ukur. Tolok ukur keridloan Allah SWT adalah ketakwaan seseorang. Sedangkan menurut orang kafir kebahagaian hidup adalah kaya raya, kemiskinan itu harus dijauhi karena kemiskinan adalah bentuk siksaan Tuhan.
  2. Memiliki lebih banyak waktu. Waktu mereka tidak perlu dikurangi untuk sholat 5 kali sehari beserta dzikir-dzikir yang mengiringinya, membaca Al Quran dan merenung mempelajarinya, sholat malam, pengajian ke masjid, pergi haji, dan lain-lain.
  3. Memiliki lebih banyak cara. Tidak mengenal aturan Tuhan, yaitu batas halal-haram. Hanya melihat aturan manusia yang banyak celah dan mudah untuk dicurangi.
  4. Memiliki lebih banyak semangat untuk menumpuk harta. Tidak memiliki konsep zakat, infak dan shodaqoh serta tidak memiliki teladan para dermawan seperti Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang memberikan sebagian besar hartanya untuk perjuangan dakwah agama.

Maka jika ada ungkapan pertanyaan : mengapa yang rajin ibadah tetap miskin yang kafir malah semakin kaya ? Bisa dijawab :

  1. Karena Allah SWT sudah menjanjikan seperti itu : orang kafir cepat lebih kaya tetapi masuk neraka yang sangat buruk dan penuh siksa.
  2. Karena orang rajin beribadah pun banyak juga yang kaya. Allah SWT Maha Berkuasa untuk menentukan miskin dan kaya.
  3. Karena bisa jadi Allah SWT memasukkan seseorang ke surga dengan sebab kemiskinannya.

Related Articles

Back to top button