ArtikelHj. Nazlah Hasni, M.SiParenting

Memilih Nama Yang Baik Untuk Buah Hati

Parenting Singkat Majelis Muslimah Sabilillah Kota Malang.

Rasululullah shallallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda: Al-Ismu duaan, yang mana artinya nama adalah doa. Jadi setiap dipanggil, si pemilik nama didoakan. Maka memberi nama yang baik pada ananda adalah salah satu kewajiban orang tua. Berikanlah kepada mereka nama yang baik, nama yang indah dari nama-nama orang Islam. Sebab pada nama terhadap harapan dan optimisme. Jangan memberikan nama yang nanti akan menyusahkan mereka atau membuatnya dicela oleh orang lain.

Dalam sebuah Riwayat disebutkan jika Rasulullah melarang pemberian nama yang buruk. Seperti nama Hazn (sedih). Bahkan pada beberapa Riwayat disebutkan jika Rasulullah mengganti nama-nama sahabat yang dianggap buruk menjadi nama yang bermakna baik.

Contohnya adalah cucu Nabi, Hasan dan Husein. Ali bin Abi Thalib sang ayah, suka menamai anaknya Harb yang artinya perang. Diceritakan bahwa Ali mendatangi Rasulullah ketika Hasan lahir.
Nabi berkata: “Tunjukkan cucuku! Nama apa yang akan kamu berikan padanya?”
Ali menjawab, “Kami memanggilnya Harb.”
Lalu Rasulullah melihatnya dan berkata: “Tidak! Namanya adalah Hasan.”
Hal yang sama terjadi pada Hussein. Lagi-lagi Ali memberinya nama Harb. Ketika Nabi mengetahui hal ini, dia segera menamainya Hussein.

Ada lagi sahabat bernama Zayd bin Muharhar Abu Muqannaf. Selum masuk Islam, dia terkenal dengan sebutan Zayd al-Khail (Si Unta). Ketika masuk Islam, Rasulullah mengganti namanya menjadi Zayd al-Khair (Yang Baik).

Begitu juga ada sahabiah mantan budak yang dibebaskan. Namanya Maran, namun sebagian orang memanggilnya Raba. Maka Nabi menamai budak yang dibebaskan itu Safina.

Selain kisah sahabat yang mau diganti namanya oleh Nabi, ternyata ada juga sebuah riwayat tentang sahabat yang tidak mau diganti namanya. Kisah ini berasal dari ulama tabiin Said Al-Musayyab, terekam dalam kitab Sahih Bukhari. Singkat cerita kakek Said Al-Musayyab yang bernama Hazn, datang kepada Nabi dan Nabi bertanya kepadanya, “Siapa namamu?”
“Hazn,” jawab kakek Said Al-Musayyab. Hazn berarti keras, kaku, kasar.
Ketika Nabi mendengar hal ini, beliau berkata: “Jangan gunakan nama itu. Gantilah namamu menjadi Sahl (mudah).”
Namun Kakek dari Said Al-Musayyab berkata, “Aku tidak akan mengganti nama yang diberikan ayahku.”
Sa’id bin Al Musayyab, berkata, “Perangai kaku/keras setelah itu selalu ada di tengah-tengah (keluarga) kami.”

Jadi pemberian nama yang baik merupakan urgensi, sebab nama membawa pengaruh pada orang yang diberi nama. Ada sebuah pepatah Arab yang mengatakan: “Setiap orang akan mendapatkan pengaruh dari nama yang diberikan padanya. Hal ini menunjukkan bahwa jika nama yang diberikan baik, maka pengaruhnya juga akan baik. Para Ahli psikologi masa kini, juga menyatakan dalam penelitian mereka, bahwa nama yang baik dapat menjadi afirmasi yang positif yang bisa mendorong karakter baik seseorang.

Ditulis: Hj. Nazlah Hasni, M.Si

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button