ArtikelHj. Yusrin Rahayu SE, Ak

Haji itu MURAH

Rukun Islam ada 5 : Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, dan Haji. Rukun adalah hukum yang tertinggi, di mana jika tidak terpenuhi salah satunya maka yang lain tidak diakui atau tidak sah. Seperti sebuah tiket pesawat, jika tiket tersebut tidak memenuhi salah satu syarat misalkan tidak ada nomor resmi dari maskapai penerbangannya maka tiket tidak sah dan pemegang tiket tidak boleh masuk pesawat untuk terbang melanjutkan perjalanannya.

Rukun Islam pertama hingga ke empat relatif ‘murah’ dan mudah untuk dilakukan. Sedangkan Rukun Islam yang ke-5 Haji relatif ‘mahal’ dan sulit untuk dilakukan karena harus pulang pergi ke Mekkah – Madinah dan menetap di sana untuk beberap waktu. Oleh karena itu Haji disertai dengan keterangan ‘jika mampu”, yaitu mampu dalam hal keuangan, kesehatan, alat transportasi dan keamanan. Kemampuan dalam kesehatan, alat transportasi dan keamanan pada umumnya tidak bermasalah, yang biasanya dipermasalahkan adalah ‘bekal’ uang. Mari kita renungkan tentang definisi ‘mampu dalam hal keuangan’ ini agar kita tidak menyesal seperti yang diperingatkan oleh Rasulullah SAW :

“Orang yang punya bekal dan kendaraan yang bisa membawanya melaksanakan ibadah haji

ke Baitullah tapi dia tidak melaksanakannya,

maka jangan menyesal kalau mati dalam keadaan yahudi atau nasrani.”

(HR. Tirmizy).

KH Bahauddin Nursalim yang terkenal dengan panggilan ‘Gus Baha’ pernah menceritakan bahwa mbah-mbah buyut beliau jaman dulu ketika menunaikan haji harus menjual sapi lebih dari 10 ekor. Sedang saat ini cukup menjual 2 ekor sapi, dan jika dikonversikan dalam Rupiah untuk menabung selama sekitar 40 tahun, hanya perlu menabung Rp 100.000 per bulan atau Rp 3.500 per hari. Murah !

Sebelum pergi haji penulis beranggapan masyarakat Indonesia yang mampu secara keuangan / kaya hanyalah minoritas. Setelah berhaji dan memperhatikan Mekkah Madinah yang alamnya begitu keras, berbatu-batu, panas dan sulit untuk ditanami, serta membaca kisah prosesi haji Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang berjalan kaki dan naik unta dari Madinah – Mekkah, dengan kondisi pakaian compang-camping dan berdebu saat wukuf di Arafah dengan bekal yang minim, tidak ada fasilitas mewah seperti saat ini (bus ber AC, jalan tol, hotel berkasur dan berbantal empuk, catering makanan lengkap dan lezat, polisi, dokter, petugas dan pelayan yang begitu banyak)…. Allahhumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammad…. Maka penulis kerkesimpulan dengan yakin bahwa masyarakat Indonesia mayoritas adalah kaya raya, dan sepantasnya untuk segera menabung dan mendaftar haji.

“Bersegeralah kamu mengerjakan haji yang fardhu,

karena kamu tidak tahu apa yang akan terjadi.”

(HR. Ahmad).

Jika anda mampu menabung Rp 100.000 per bulan, berarti anda mampu / kaya sehingga Allah SWT telah menyampaikan ‘Undangan Haji’ untuk anda, untuk menjadi ‘Tamu’-Nya yang dimuliakan. Bagaimana tidak, saat haji anda fokus menikmati ibadah di Masjid Nabawi bersanding bersama Rasulullah SAW dan ibadah di ‘Rumah’-Nya, dengan disediakan fasilitas hotel, katering, biro travel, petugas dan para pelayan yang selalu melayani.

Tunggu apa lagi ?

Penulis : Hj. Yusrin Rahayu, S.E, A.K

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button